Kisah nyata berikut ini benar-benar dialami oleh teman saya, namanya Taufik. Dia lulusan fakultas Seni Rupa, ITB tersebut sudah lama tidak pulang kekampungnya di Jeneponto (Makassar). Sejak lulus kuliah dan diterima bekerja disebuah perusahaan garmen terkemuka di Mamuju, dia jarang pulang. Hal ini bisa dimaklumi mengingat posisinya sebagai seorang manajer desain yang super sibuk sehingga membuatnya kesulitan mencari waktu luang untuk berlibur.
Agen Poker - HANTU DI SIANG BOLONG
Agen Poker Online - Suatu hari Taufik mendapat cuti dari kantornya. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk mudik kekampung halamannya di Jeneponto. Pria yang pernah menyandang gelar juara melukis ketika dirinya masih duduk dibangku SMA itu pulang dengan mengendarai mobil inventaris kantornya. Saat tiba dikota Cirebon, mobilnya melintas didepan rumah pak Dirman, mantan guru dan kepala SMA-nya dulu.
Kebetulan tanpa sengaja, mantan gurunya itu sedang ada dihalaman depan rumahnya. Taufik segera memperlambat laju kendaraannya, kemudian membuka kaca jendela mobilnya. Mereka lalu saling bertatap muka, dan terlihat senyum ramah dari bibir sang mantan guru. Taufik lalu menghentikan sejenak kendaraannya.
“Assalamualaikum. Apa kabar pak?” sapa Taufik dari dalam mobilnya.
“Waalaikum salam. Kabar baik Fik. Mampir dulu, bapak sudah kangen sama kamu” jawabnya spontan.
“Maaf pak, saya mau main kerumah saudara dan teman dulu, nanti pulangnya pasti mampir kesini. Mari pak, saya permisi dulu” kata Taufik ramah, sambil kembali menginjak pedas gas mobilnya.PokerVQQ
Kemudian Taufik berkunjung kebeberapa rumah saudara dan sahabat lamanya. Usai bersilaturahmi, lalu Taufik bermaksud memenuhi janjinya untuk berkunjung kerumah pak Dirman, mantan kepala SMA-nya itu. Setibanya disana, tampak pria gendut berusia setengah abad lebih yang rambutnya sudah hampir semuanya beruban itu masih terlihat berdiri dibawah pohon mangga, ditengah halaman rumahnya, sambil matanya menatap kosong kearah jalan.
Taufik segera memarkir mobilnya persis didepan pagar rumah pak Dirman. Siang bolong itu tampak mantan gurunya terlihat sangat gembira melihat kedatangan Taufik. Lelaki tua itu segera datang menghampiri Taufik dengan jalan sedikit tertatih-tatih.
“Alhamdulillah akhirnya kamu mau mampir juga kerumah bapak ya Fik” sambut Pak Dirman sambil menjulurkan tangannya mengajak Taufik bersalaman.
Poker Uang Asli - Betapa terkejutnya Taufik ketika tangannya menyentuh tangan pria tua itu. Tiba-tiba tangannya terasa dingin sekali, seperti terkena gumpalan batu es. Sampai-sampai badan Taufik sedikit menggigil seperti orang demam. Anehnya lagi, tercium aroma tidak sedap yang bersumber dari badan mantan gurunya itu. Rasanya seperti bau bangkai tikus yang sangat menyengat. Terpaksa dia sedikit menahan nafas demi menjaga perasaan Pak Dirman.
“Maaf pak, rumah ini kok sepi sekali. Keluarga bapak ada dimana?” tanya Taufik.
Dapatkan uang tambahan hanya dengan klik link berikut Agen Poker Online.
0 komentar:
Posting Komentar